Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan

Kumpulan Cerpen Cinta Sejati

Cerpen Cinta Sejati adalah cerita yang berjudulkan tentang cerita seorang yang mencintai kekasihnya dengan sepenuh hati setelah update cerpen persahabatan sekarang membahas tentang cinta. kata kata cinta ini bertujuan menghibur sobat setia yang selalu berkunjung di blog ini

Gambaran dari cerita pendek tentang cerpen cinta ini sedikit mengharukan, karena tak akan disangka kejadian seperti ini bisa terjadi, saya pribadi juga sedikit terharu setelah baca cerpen yang berisikan kata mutiara cinta. Jika sobat penasaran akan cerpen cinta ini..


cerpen cinta



Jessica menuntut Olga untuk memberikan kepastian status hubungannya yang sudah setahun lebih mereka lalui tanpa kejelasan, mereka sangat dekat layaknya sepasang kekasih, tapi Olga sebagai seorang cowok belum bisa berkomitmen dengan status hubungannya ini.
“Bukan cuma kamu aja yang capek, jess… aku juga capek dengan perasaanku ini, aku ga’ mau seperti ini, aku sayang sama kamu…. tapi, aku takut kamu nyakitin aku!!”
“Kak olga, kenapa kamu slalu berfikir kalau aku akan nyakitin kamu…sedetikpun ga’ pernah terlintas di pikiranku niat untuk nyakitin hati kamu, aku sayang… aku cinta sama kamu, kak olga!! “
“Kata ‘sayang’ dan ‘cinta’ sangat mudah untuk diucapkan, aku butuh lebih dari itu, jess…!!”
“Tolong jelasin sama aku, kak olga!! rasa sayang yang seperti apa yang kamu butuhin… rasa cinta yang gimana yang kamu inginkan dari aku…. Jelasin sama aku, biar aku tahu seberapa pantaskah rasa sayang dan cinta aku ini buat kamu!!
“Hanya waktu yang bisa ngejelasin semua itu, jess…!!”
“Setahun lebih aku bertahan dengan semua ini…berharap cintaku terakui olehmu, kak olga!!”
“Setahun masih terlalu singkat buat aku untuk bisa yakin memiliki cintamu… karena aku sudah pernah melewati waktu 7 tahun hanya untuk bisa mengerti sebuah arti cinta dari orang yang sangat aku cintai dulu… dan kamu tahu, jess?...dia pergi ninggalin aku, dan menyisahkan keeping-keping kehancuran dihatiku!!” tak terasa air mata olga menetes… itulah yang biasa terjadi pada olga, jika mengingat masa lalunya dengan sang mantan, air matanya menjadi saksi kepedihan hatinya.

Jessica sangat mengerti kepedihan masa lalu yang di alami olga, tapi hatinya sendiri sudah tak sanggup lagi menahan rintihan ketidakpastian dari kisah ini…
“Kak olga… jangan bayang-bayangin aku dengan masa lalumu, aku punya hati dan cinta yang berbeda buat kamu!! kalau kamu masih enggan melepas masa lalumu, biarkan aku yang pergi!!!” Jessica beranjak pergi meninggalkan olga…
“Jess…!!” olga berhasil menahan Jessica
“Cukup kak olga, lepasin aku..!!”
“Jess… tolong jangan tinggalin aku, aku hanya butuh waktu untuk semua ini!!” olga mendekap Jessica hingga wajah mereka berdekatan,keduanya bertatapan saling pandang dan itu telah memacu detak jantung mereka lebih cepat… dug..dug..dug
Tanpa sadar Jessica melingkarkan tangannya ke leher olga, kepala mereka mendekat perlahan, bibir mereka bagai magnet cinta yang ingin bersentuhan dan saling melumat. Dan terjadilah moment yang sangat ROMANTISSS!!!

Tiba-tiba Jessica melepaskan ciumannya, dan berbisik di telinga olga dengan suara bergetar karena menahan tangis..
“Mungkin ini yang pertama, atau mungkin akan menjadi yang terakhir buat kita… biarkan aku pergi sekarang, kamu bisa miliki hatiku jika kamu mau, jika kenangan dapat melupakan cinta sejatimu, kembalilah pada masa lalumu!!!” dan akhirnya Jessica pergi meninggalkan olga yang masih tertegun memikirkan kata-kata Jessica…

Olga masih belum beranjak dari taman itu, ia merenungi setiap detail kejadian dan kenangan yang terjadi dalam hidupnya…
“Ya Allah… kenapa kisah cintaku ribet seperti ini??” Olga terngiang kata Jessica “jika kenangan dapat melupakan cinta sejatimu, kembalilah pada masa lalumu!!”
“Apa mungkin aku bisa melupakan masa laluku sementara dia kembali datang kepadaku?” gumam Olga dalam pikirannya.
Ya mantan kekasihnya, Vanessa kembali hadir dalam kehidupan Olga… Vanessa kembali dengan membawa setumpuk penyesalan karena telah meninggalkan Olga.

Olga teringat pertemuannya dengan Vannesa kemarin malam di rumahnya.
“Olga.. ma’afin aku uda ngecewain kamu, aku beneran nyesel uda ninggalin kamu!!” Vanessa memohon dengan linangan air mata.
“Kalau kamu cuma mengharap kata ma’af dariku, kamu uda dapetin itu karena aku uda dari dulu ma’afin kamu. Vann…!!” jawab olga
“Makasi Ga… kamu uda ma’afin aku, aku semakin sadar kalau aku bener-benar uda jadi cewek terbodoh yang telah ngelepasin cowok sebaik kamu, aku harap kamu masih mau nerima aku lagi, kita bisa ngelanjutin mimpi-mimpi kita yang tertunda Ga…!!”
Olga semakin bingung dengan perasaanya, di satu sisi ia merasa telah menemukan cintanya bersama Jessica, tapi Olga selalu takut untuk memiliki hati Jessica, dia takut suatu saat Jessica meninggalkannya karena buatnya Jessica adalah sosok yang sangat sempurna dan saat ini masih banyak cowok-cowok keren yang berusaha mengejar cinta Jessica, memang selama setahun ini jessica masih bertahan mencintainya dan mengacuhkan tawaran2 cinta dari cowok2 itu, tapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi setelah itu.
Di lain sisi, Olga juga masih memikirkan sang mantan Vanessa, kehadirannya semakin membuat gamang hatinya. Jujur, slama ini sang mantan masih terpatri dalam hatinya, meskipun dia telah menyakiti hatinya tapi olga masih selalu mengharapkan kedatangannya untuk meminta penjelasan kenapa Vanessa meninggalkan dia. Kedatangannya telah menjelaskan mengapa Vanessa meninggalkan olga, ternyata bukan keinginan Vanessa sendiri untuk meninggalkan olga, itu semua karena paksaan ortu Vanessa yang menjodohkannya dengan pengusaha kaya, dan sekarang pengusaha kaya itu telah meninggalkan Vanessa, karena itu Vanessa kembali, berharap olga mau merajut kembali kisah mereka.
Olga merana memikirkan cintanya, haruskah ia memilih Jessica dengan bayang-bayang kesempurnaannya dan harus menguatkan hatinya untuk siap melihat begitu banyak cowok yang akan memuja kekasihnya itu , atau Olga harus memilih kembali kepada sang mantan Vanessa yang pernah menyakitinya tapi masih tulus mencintainya???
****

Di dalam mobil, Jessica terus menangis diiringi lagu “Raisa – Apalah arti menunggu”
Jessica ga’ pernah bisa mengerti apa sebenernya yang diinginkan Olga, setahun lebih mereka menjalani kisah tanpa status yg jelas, perhatian & rasa sayang yang diberikan olga kepada Jessica sudah membuatnya jatuh cinta kepada cowok itu. Jessica bingung kenapa Olga ngegantungin cintanya seperti ini, Jessica slalu disuruh menunggu, tapi apalah arti menunggu kalau ga’ pernah ada kepastian seperti ini??
Dalam keadaan seperti ini, Jessica butuh seseorang yang bisa di jadikan sandaran untuk menumpahkan semua isi hatinya, hanya satu orang yang selalu ada untuk dirinya dalam suka maupun duka. Raffi Ahmad… hanya Raffi yang bisa mengerti Jessica, yang slalu siap menjadi apapun untuknya. Jessica hidup sebatang kara di Jakarta, orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat sementara kakak satu-satu memilih tinggal di Prancis untuk meneruskan perusahaan keluarga. Sebagai sahabat Raffi di minta oleh kakak Jessica untuk menjaganya, dan Raffi pun berjanji akan slalu menjaga Jessica dan slalu membahagiakannya. Raffi jugalah yang mengenalkan Jessica kepada Olga. Olga adalah sahabat Raffi dan juga seorang cewek bernama Jupe dan akhirnya setelah kedatangan Jessica ke Jakarta mereka berempat bersahabat, Jessica, Raffi,Olga dan jupe… dalam persahabatan itulah awalnya terjadi benih-benih cinta antara Olga dan Jessica hingga menjadi rumit seperti sekarang ini.

Jessica menekan tombol hapenya menghubungi Raffi.
“Hallo… Jess??”
“Fii..kamu dimana??” Tanya Jessica sambil terisak
“Jess, kamu nangis??? Ada apa???”

Jessica masih terisak dalam tangisnya
“Oke, kita ketemu di rumah kamu sekarang… uda jangan nangis dulu, entar kamu ceritaiin semuanya sama aku!!”

Akhirnya Jessica tiba di rumah, langsung menuju kamar tidurnya menelungkupkan mukanya pada bantal dan masih dengan isak tangisnya. Tak lama kemudian Raffi datang…
“Jess, ada apa?? Siapa yang buat kamu nangis…??” Tanya Raffi sambil mengelus rambut Jessica, Raffi paling tidak suka melihat Jessica sedih, dadanya terasa sesak ikut merasakan kesedihhan Jessica.
“Aku mau pergi aja Fii… aku nyerah, aku uda ga’ kuat lagi!!” jawab Jessica masih dengan tangisnya.
“Jess.. tenang dulu dong, ada apa sih?? Olga ya..??” Tanya raffi, sambil membalikkan badan Jessica yg terngkurap
“Iya fii…aku mo ke Prancis aja, biar bisa ngelupain dia..hiks..hikss!!! masih dgn tangisannya
“Uda donk sayang.... aku yakin olga itu beneran cinta sama kamu, kamu sabar aja ya pasti entar juga di tembak kok, oke!! Jangan nangiss terus donk… jelek tau!!” hibur Raffi sambil mengusap air mata Jessica.

Tiba-tiba Jupe datang..
“Jeje kenapa nangis…. pasti karena Olga lagi ya?? Tanya Jupe
“Iya… lama-lama gue hajar juga tu Olga, bikin nangis cwek mulu!!” jawab Raffi dengan sedikit emosi.
“Jangan donk fii… kalau kamu hajar kak Olga, aku bakalan nangis terus sebulan penuh!!”
“Ihhh… becanda kali Jess, segitunya ya kamu cinta sama si Olga!!”
“Dek, Olga itu sebenernya gengsinya gede jadi dia masih jaim-jaim gitu mo nembak kamu, dia juga sebenernya cemburu sama cwok2 yg ngejar kamu, si Bara, Tara, Faisal, Reza sapa lagi tuh… jadi kamu tenang aja, cinta Olga Cuma buat kamu!!” kata Jupe berusaha menenangkan Jessica
“Aku kan ga’ pernah nanggepi mereka kak Jupe, trus ngapain kak Olga cemburu ya? Ya uda mulai sekarang aku bakal bilang ma mereka jangan gangguin aku lagi, biar kak Olga cepet nembak aku…!!’
“Ya uda sekarang senyum donk… biar cantik lagi!!” rayu Raffi pada Jessica

Jessica mulai tersenyum dan reflek meluk Raffi
“Makasi fii.. kamu slalu ada buat aku!!” kemudian meluk Jupe “kak Jupe juga..!!”
****

Keesokan harinya…
“Hallo…Mas Raffi??” suara pembantu Jessica terdengar bergetar karena isakan tangis
“Iya ini aku… ada apa mbak, kok nangis? “ jawab raffi melalui Hp nya
“Mbak Jessica… Mas!!”
“Ada apa dengan Jessica mbak…??” Raffi mulai tegang dan khawatir
“Mbak Jessica kecelakaan mas, sekarang ada di Rumah sakit Gatot Subroto!!”

Raffi langsung shook mendengar kabar ini, pikirannya kacau dan langsung meninggalkan pekerjaannya padahal lagi meeting dengan bawahannya, tapi ia sudah tidak peduli lagi dengan pekerjaannya, yang ada di fikirannya sekarang hanya keadaan Jessica.
“Raffi.. lu mau kemana?? Tanya Jupe yg keheranan liat Raffi
“Jessica kecelakaan… aku mau kerumah sakit!!”
“Apa..??? Jessica kecelakaan… bagaimana bisa??” Jupe kaget “oke, aku ikut kamu sekarang..!!”
Akhirnya Raffi dan Jupe sampai di rumah sakit. Jessica masih di ruang UGD, keadaanya sangat parah… ternyata Jessica kecelakaan bersama Bara Tampubolon, menurut cerita pembantunya, tadi pagi Bara menjemput Jessica untuk sarapan bersama, tapi berakhir kecelakaan…
Setelah menjalani penanganan yang intensif, Jessica di nyatakan KOMA oleh dokter, sementara Bara keadaanya tak separah Jessica, dia hanya mengalami gegar otak ringan…
Raffi terlihat sangat sedih memikirkan Jessica, dia belum bisa percaya kalau yang terbaring di depannya dengan peralatan medis yang begitu banyak itu ada Jessica, ingin rasanya ia menggantikan tempat itu, biarlah ia yang merasakan sakit asal jangan Jessica..
Sementara Jupe menghubungi Olga untuk mengabarkan musibah ini..

Dan tak lama kemudian Olga tiba di rumah sakit..
“Jupe.. dimana Jessica sekarang??” Tanya olga dengan muka yang sangat tegang menunjukkan kekhawatirannya
“Di dalam Ga… masih di periksa dokter, kamu tunggu dulu ya disini!!”
“Gimana keadaannya… kenapa bisa sampai keecelakaan kayak gini??”olga mulai terisak
“Tadi pagi Jessica di jemput Bara buat sarapan… masih di selidiki oleh polisi di TKP bagaimana sebenernya kronologi kecelakaannya!!” terang Jupe

Mendengar nama Bara, pikiran Olga jadi kacau…Jadi, Jessica jalan sama Bara?? Apa Jessica telah benar-benar meninggalkan dia, seperti yang di katakananya kemarin?? Habis seketika rasa simpatinya kepada Jessica, rasa kecewa menjalari hatinya, ia merasa terhianati oleh Jessica…dan akhirnya Olga memutuskan untuk pergi dari Rumah sakit tanpa melihat keadaan Jessica!!!
“Ga… lu mau kemana??” Tanya Jupe, heran melihat Olga tiba-tiba lari kearah luar
****

Dalam perjalanan pulang Olga masih sibuk dengan pikirannya yang kacau.
“Jess, kenapa kamu tega sama aku…baru kemarin kamu minta kejelasaan hubungan sama aku, tapi sekarang dengan mudahnya kamu mau jalan sama cwok lain, akhirnya ketakutan yang aku rasakan terjadi juga, kamu ninggalin aku dan memilih cinta dari orang lain…Jess, aku sangat mencintaimu, tapi jika kamu merasa bahagia sama cwok lain,aku rela lepasin kamu, biarkan aku menikmati kebahagiannmu cukup dari hatiku saja!!” gumam Olga dalam isak tangisnya, meratapi kisah cintanya bersama Jessica.
Olga terlanjur kecewa kepada Jessica, dan Olga mulai berfikir untuk benar-benar mengakhiri kisah cintanya bersama Jessica dan mulai berfikir untuk lebih serius menerima sang mantan kembali.
****

Dua Minggu kemudian…
Keadaan Jessica masih belum ada kemajuan yang signifikan, dia masih terbaring koma. Raffi masih setia menemani Jessica di Rumah sakit, siang malam dia selalu berada di sisi Jessica yang terkadang di temani sahabatnya Jupe, sementara Olga tidak sekalipun datang walau hanya untuk menengok atau menanyakan perkembangan keadaan Jessica. Raffi pun merasa heran kenapa orang yang sangat dicintai Jessica itu ga’ pernah terlihat batang hidungnya, dihubungi lewat tlp pun ga’ pernah diangkat, tapi Raffi mencoba mengabaikan hal itu, yang ada dipikirannya saat ini hanya kesembuhan Jessica.
“Gila bener si Olga…apa dia sudah ga’ punya hati lagi ya??” tiba-tiba Jupe terlihat emosi ketika baru sampai di Rumah sakit.
“Ada apa si Pe’, jangan berisik donk , lu lupa kalau ini rumah sakit??” Tanya Raffi kepada Jupe
“Lihat aja nih Fii…!!” Jupe menyodorkan sebuah undangan pernikahan atas nama Olga Syahputra dan Vanessa Camelia. Raffi menerima undangan itu dan membacanya dengan seksama, seketika Raffi pun emosi.
“Kurang ajar sekali si Olga…apa maksudnya semua ini??? Dia mau nikah sementara orang yang sangat mencintainya masih terbaring koma disini…aku akan ngasih perhitungan sama dia!!”

Raffi pun bergegas menuju rumah Olga, meski awalnya sudah di cegah oleh Jupe rupanya emosi Raffi benar-benar sudah tidak bisa di rendam lagi.
“Lu punya hati ga’ sih Ga?? Dasar pengecutt… lu tega ngelakuin semua ini sama Jessica??? Bajingan lu Ga’…!!!” sambil menarik kerah baju Olga dan ngasih satu pukulan di pelipisnya, emosi Raffi ga’ bisa di rendam lagi

Olga diam…
“Bilang sama gue, kenapa lu lakuin ini… jangan diam aja, pengecut!!”
“Maafin aku Pii… aku emang pengecut, aku ga’ bisa ngebahagiain Jessica, biarlah dia bahagia sama cwok lain, dan biarkan aku juga mencoba bahagia dengan orang lain!!” kata olga
“Tapi Jessica cuma mau bahagia sama lu, Ga…!! Gue yakin, suatu saat lu akan nyesel uda ninggalin dia!!” Raffi pergi ninggalin Olga
“Dia uda milih Bara, pii… bukan aku!! Sekarang aku hanya bisa menunggunya bahagia…!!” gumam Olga dalam hati
****

Di kamar rumah sakit, Jessica masih tetap terbaring dalam komanya. Disampingnya ada Raffi menemani sambil mengelus kepala dan menggemgam tangannya.Di sana juga ada Jupe ikut menemani. Tiba-tiba Raffi merasakan aliran air mata dari mata Jessica… ya dalam ketidak sadarannya Jessica menangis…
“Jess…Jess…kenapa kamu nangis, ayo bangun Jess bilang sama aku apa yang kamu rasain sampai mengeluarkan air mata seperti ini??” Tanya Raffi

Jupe mendekat ke arah Raffi… “Ada apa Fii..??”
“Pe’ lihat, Jessica ngeluarin air mata, apa dia merasa kesakitan?? Tolong panggilin Dokter…!!”
“Ya Allah…Fii lihat!!” jupe menunjukkan jam tangannya “hari ini jam 10:10 Olga akan melaksanakan akad nikah, dan sekarang tepat jam 10:10 apa mungkin air mata Jessica ada hubungannya dengan ini??”
“Ya, ini pasti karena itu… bahkan dalam alam bawah sadarnya pun dia masih bertahan dengan cintanya pada olga!!”kata Raffi sambil mengusap air mata Jessica yang terus mengalir
“Mungkin olga memang cinta sejatinya Jessica, tapi semua uda sia-sia… olga memilih cinta lain untuk masa depannya, kasihan Jessica!!”
“Sepertinya takdir sedang menguji cinta Jessica..” kata raffi
****

Sementara di tempat lain sedang berlangsung akad nikah Olga Syahputra & Vanessa Camelia.
“Saya terima nikah dan kawinnya Vanessa Camelia binti Sapri dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas 100gr dibayar tunai!!”
“Sah…!!”
“Alhamdullilah….”semua undangan serempak mengucapkan syukur
Seketika air mata Olga jatuh membasahi pipinya… tapi air mata itu bukan air mata kebahagiaan atau keharuan karena pernikahannya, entahlah itu air mata apa../ air mata itu keluar tanpa di sadarinya!!
Diantara undangan yang datang untuk mengucapkan selamat kepada olga & Vanessa, ternyata ada sosok Bara hadir di acara itu. Ya Bara hadir dengan kedua tongkat di tangannya, kondisinya memang belum fit, tapi dia bela2in datang untuk menyampaikan sesuatu pada olga, mski waktunya sudah terlambat…
Bara menghampiri Olga “Ma’af Olga, ada yang harus aku katakana sama kamu!!”

Olga minta ijin kepada istrinya untuk berbicara sama bara, kemudian mereka berdua menuju tempat yang agak sepi, dan disitulah Bara menceritakan semua yang terjadi pada hari nahas itu, apa yang sebenernya terjadi antara dirinya dan Jessica, bukan seperti yang di pikirkan Olga…
“Jessica ga’ pernah memilih aku… hatinya Cuma buat kamu, Olga!! Dia minta aku untuk tidak lagi mengharapkannya dan berhenti mengejar cintanya, karena dia tahu, itu salah satu alasan kenapa kamu belum bisa berkomitmen dengan dia… kamu masih ragu dan sering cemburu pada cowok2 yang mendekati Jessica..!!” Bara menjelaskan semuanya
Olga hanya terdiam mendengar penjelasan Bara, ia sekarang sadar sudah melakukan kesalahan besar, menyia-nyiakan ketulusan cinta dari seorang Jessica…tapi semua sudah terlambat, Olga telah memilih Jodohnya dan baru saja ikrar suci terucap dari lisannya, dia telah menjadi seorang suami dari wanita lain dan dia harus bertanggung jawab dengan statuanya saat ini…
****

Dua Bulan Kemudian…
Jessica sudah sadar dari koma, dan sekarang menjalani pemulihan di rumah…
“Fii…lihat, hari ini aku dapet boneka The Pooh dari kak olga!! Lucu ya…” seru Jessica menunjukkan bonekanya ketika raffi datang bersama Jupe untuk menemaninya.
“Iya…lucu banget kayak kamu! hehee…”jawab Raffi sambil mencubit pipi Jessica

Sejak Jessica sadar dari koma, dia belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Raffi meminta Jupe dan teman2nya untuk tidak menceritakan pernikahan Olga kepada Jessica, Raffi takut Jessica tidak bisa menerima semua itu, dan itu akan berakibat fatal pada proses penyembuhannya. Ketika Jessica menanyakan Olga, Raffi bilang kalau Olga sedang ada pekerjaan ke luar kota untuk waktu yang cukup lama jadi belum bisa menemuinya. Setiap hari Raffi mengirim hadiah untuk Jessica tapi atas nama Olga, Jadi Jessica tidak merasa kehilangan olga karena tiap hari selalu datang hadiah2 dan kata2 semangat dari Olga dan itu sudah cukup membuat Jessica bahagia meski belum bisa bertemu dengan Olga.
“Kapan ya kak olga pulang?? Aku sudah kangeen banget sama dia…!!” kata Jessica
“Dia pasti pulang kalau urusannya uda selesai, sabar ya Jess..!!” Raffi menimpali
“Kalau kak Olga pulang, aku harap dia uda bisa nembak aku, aku pengen nikah sama dia… aku pengen bahagia sama dia!!” kata Jessica dengan senyum terkembang di bibirnya

Sesak hati Jupe mendengar kata-kata Jessica, tak tega melihat Jessica terjebak dalam harapan kosong seperti ini.
“Jess… seandainya ya Olga belum bisa nembak kamu, atau bahkan dia bukan jodoh kamu gimana, dek?? Tanya Jupe
“Aku yakin kok kak Jupe, kak Olga itu jodoh aku…!!”
“Iya Jess… Olga pasti datang untuk kamu dan akan membahagiakan kamu!!”jawab Raffi
“Cukup Raffi… jangan biarkan Jessica terjebak dalam harapan kosong! Dia harus tau kenyataan yang sebenarnya…” kata jupe dengan sedikit emosi, Jupe sudah tidak tahan melihat Jessica slalu diberi harapan2 kosong oleh Raffi.
“Jupe…!!” bentak Raffi
“Biarin Fii, ini saatnya Jessica sudah harus tahu!”
“Ada apa ini fii… kak Jupe, apa yang belum aku ketahui??” Tanya Jessica bingung
“Jess…semua hadiah dan kata2 semangat yang kamu terima tiap hari itu bukan dari Olga, dan Olga sedang tidak kerja di luar kota…semua hadiah yang kamu terima itu dari Raffi, bukan Olga!!”
“Jupe…cukup!!” bentak raffi sekali lagi, raffi mulai takut sesuatu akan terjadi pada Jessica
“Kalau itu semua bukan dari kak Olga, trus kak olga sekarang dimana, kenapa dia ga’ pernah nemuin aku??”
“Olga sudah menikah dengan cewek lain, dia ninggalin kamu saat kamu masih koma, Jess!!”
“Kak Olga… su..dah.. me..nikah???”seketika tubuh Jessica terasa lemas dan matanya mulai berkunang2 dan akhirnya Jessica pinsan..
Raffi menjadi panik melihat Jessica pinsan, dengan sigap ia membopong Jessica ke mobil untuk di bawa ke rumah sakit Sementara Jupe merasa sangat bersalah, dia tidak menyangka ternyata mental dan fisik Jessica masih sangat lemah…
****

Rumah tangga Olga & Vanessa tersa hampa, tak tampak kebahagiaan di sana…
“Olga…sampai kapan kita akan seperti ini??” Tanya Vannesa pada suaminya
“Maksud kamu apa Van…bukannya kita baik-baik saja??” jawab olga , tak mengerti maksud Vanessa
“Tidak Ga.. rumah tangga kita tidak baik-baik saja… ragamu disini, tapi hati dan fikiranmu entah dimana?.. apa kamu menyesal nikahin aku???”
“Van, aku ga’ nyesel nikahin kamu, kita akan baik-baik saja…kita hanya butuh sedikit adaptasi saja dengan status kita sebagai suami-istri!!”
“Aku tahu kamu tidak bahagia sama aku sekarang, kalau kamu mau lepasin aku sekarang…aku rela , Olga!!”
“Apa maksud kamu, Van???”
“Aku rela kamu ceraikan, tapi dengan satu syarat!!”
“Ada apa ini??” Olga tak mengerti dengan sikap Vanessa
“Aku tahu kamu tidak bahagia sama aku, ceraikan aku tapi dengan syarat kamu harus ngasih aku separuh dari hartamu sebagai harta gonogini kita…!!”
“Apa…??? Kamu gila, Van…!! Kamu pertaruhkan rumah tangga kita hanya demi harta???”
“Aku rasa itu sama-sama menguntungkan buat kita berdua, kamu bisa kembali pada wanita impianmu dan aku mendapatkan sebagian hartamu!!”
“Oke…kalau itu yang kamu mau, saat ini juga aku ceraikan kamu!! Aku ceraikan kamu!! kita tidak ada ikatan apa-apa lagi sekarang!! Dan untuk harta gonogini yang kamu mau itu, bisa hubungi pengacaraku!!”
Olga pergi meninggalakn Vanessa, rasa kecewa menjalari hatinya, dia tidak menyangka ternyata Vanessa hanya mengincar hartanya…
Olga semakin sadar, hanya Jessica yang mencintainya dengan tulus dan dia yakin Jessica adalah cinta sejatinya…
****

Olga memutuskan untuk menemui kedua sahabatnya Raffi dan Jupe, sebenarnya dia masih malu untuk menemui keduanya kerena telah mengecewakan mereka, tapi demi memperjuangakn cintanya pada Jessica, Olga butuh mereka.
Akhirnya Olga bertemu Raffi dan Jupe, Olga menceritakan semua yang terjadi pada rumah tangganya dan sekaligus memohon bantuan mereka untuk kembali bisa mendapatkan cinta Jessica…

Jessica tengah duduk di taman rumahnya, di tangannya tergenggam sebuah buku yang terbuka, tapi ia sedang tidak membaca bukunya, di pikirannya hanya ada Olga… tak terasa air matanya menetes membsahi bukunya… Jessica teringat kenangan-kenangan indahnya bersama Olga, kenangan-kenangan itu seperti mozaik yang saling melengkapi perjalanan kisahcintanya bersama Olga. Dan sekarang sepertinya tak ada lagi harapan untuk melengkapi mozaik-mozaik itu menjadi lebih indah, karena Olga sekarang sudah milik orang lain… hanya keajaiban yang bisa merubah segalanya…
“Aku akan menunggu keajaiban itu datang..!!” gumam Jessica dalam hatinya

“Jess…!!”
terdengar suara dari belakang, itu seperti suara kak Olga… pasti hanya halusinasi!! pikir Jessica…
“Jess…kangen ga’ sama aku??” suara itu lagi, dan sekarang semakin jelas…akhirnya Jessica memutuskan untuk menolah dan betapa kagetnya dia, ternyata itu adalah suara Olga dan sosoknya benar2 nyata ada di hadapannya sekarang!!
“Kak Olga…!!!” seru Jessica dan berlari menghampiri Olga
“Jess…Ma’afin aku!!” kata Olga, sambil memeluk erat tubuh Jessica, tak terasa air matanya mentes, rasa haru dan bahagia menjalari hatinya karena ternyata dia masih bisa memeluk orangyang sangat dicintainya ini..

Jessica pun terisak dalam pelukan Olga…
“Kak Olga, berapa lama aku bisa meluk kak Olga seperti ini?” Tanya Jessica
“Selama kamu mau, Jess…!!” jawab Olga
“Tapi kak Olga sekarang uda jadi milik orang lain…!!!” Jessica terisak menangis, dan melepaskan pelukannya
“Aku akan menjadi milik kamu, Jess… selamanya!!
“Kak Olga bo’ong… trus istri kak olga gimana??”
“Kamu yang akan jadi istri aku..!!” kata Olga sambil memegang tangan Jessica
“Aku ga’ ngerti maksud kamu… jangan berharap aku mau, kamu jadiin yang kedua!”
“Kamu ga’ akan pernah jadi yang kedua buat aku… hati aku cuma satu, dan itu hanya buat kamu, jess… aku uda cerai sama istriku!!”
“Beneran kak Olga…???” Jessica merasaa bahagia banget denger kabar ini, dan dia percaya inilah keajaiban itu
“Kak Olga jangan pernah tinggalin aku lagi ya, aku butiran debu tanpamu…!!!”
“Aku ga’ akan pernah ninggalin kamu sayang….!!!”
Olga kembali meraih tangan Jessica, menciumi jari-jari manisnya dan sepertinya Jessica menikmati kehangatan yang diberikan Olga, akhirnya Olga menarik tubuh Jessica dan memindahkan bibirnya dari jemari Jessica ke bibir Jessica dengan sepenuh cinta dan gelora asmara… ciuman itu terlihat sangat ROMANTISS!!! 

Dari kejauhan ada dua orang yang sedang memperhatikan Olga dan Jessica, mereka adalah Raffi dan Jupe… Mereka ikut merasakan kebahagian yang di rasakan kedua sahabatnya itu, akhirnya cinta yang rumit itu bersatu!!! Tapi Jupe merasa ada yang mengganjal dalam hatinya tentang Raffi…
“Fii… lu bahagia liat mereka bersatu lagi??” Tanya Jupe pada Raffi
“Uda pastilah lah Pe’ aku bahagia…begitu sulit cobaan cinta yang mereka alami, Takdir sudah menguji cinta mereka dan akhirnya CINTA YANG MENENTUKAN TAKDIRNYA”
“Fii…lu sebenernya juga cinta kan sama Jessica?? Semua yang lu lakuin buat Jessica itu sangat nyata dari cinta lu!!”
Raffi tersenyum manis mendengar pertanyaan Jupe
“Cintaku ada di setiap tetes air matanya dan cintaku melebur di dalam senyum dan tawanya ”

THE END

semoga bermanfaat kutipan cerpen cinta ini
Sumber : Nuer Huda Blog
Baca Selengkapnya → Kumpulan Cerpen Cinta Sejati

Cerpen Persahabatan Sejati

Cerpen Persahabatan Sejati adalah cerita yang berceritakan seorang dengan sahabat sejati yang tidak di makan oleh usia jaman. seperti lagu berbunyi persahabatan seperti kepompong mulai jadi ulat akan jadi kupu kupu itu merupakan kata mutiara persahabatan yang sangat erat dan tidak bisa di pisahkan setelah update cerpen islami

buat sobat yang pengen membaca cerpen persahabatan yang berjudulkan sahabat sejati yang di ambil dari sumber cerita-anak.blogspot.com. cerpen persahabatan ini berceritakan sahabat juga bisa seperti kedekatan tapi melebihi seorang teman dan pacar.



“Amanda, Amanda, tunggu aku sebentar”.
Sekolah baru saja usai, Amanda sedang berjalan pulang ketika mendengar suara seseorang memanggilnya. Dia menoleh ke belakang. Terlihat Nisa berlari mengejarnya dengan tergopoh-gopoh.
“Ada apa Nisa?”, tanya Amanda keheranan.

“Begini, aku mau mengembalikan ini”, kata Nisa sambil mengangsurkan sebuah tas plastik kepada Amanda.
Amanda, melihat isi tas plastik tersebut, lalu bertanya, “Lho, kenapa dikembalikan, kamu tidak suka sepatu ini ya?”
“Tidak, ee..., maksudku, aku suka sepatu itu.”

“Lantas mengapa sepatu ini kamu kembalikan kepadaku, apakah kamu tidak memerlukannya?”, tanya Amanda menyelidik.
“Sebenarnya aku sangat memerlukan sepatu itu, tapi....”, suara Nisa terhenti, dia ragu-ragu untuk meneruskannya.
“Tapi apa Nisa?”, tanya Amanda lagi.

Nisa teringat dengan kejadian kemarin. Ketika itu, dia baru saja pulang dari sekolah. Saat masuk rumah, segera ditemuinya Ibunya yang sedang memasak di dapur.

“Bu…Bu… lihat”, katanya sambil berjingkat-jingkat penuh kegirangan.
Ibunya menengok sebentar ke arah Nisa, kemudian kembali sibuk mengaduk-aduk masakannya di panci, “Lihat apanya?”
“Lihat ini dong Bu, bagus sekali kan”, kata Nisa sambil mengangkat kaki kirinya, menunjukkan sepatu baru yang sedang dipakainya.

Ibunya menengok sekali lagi sambil berkata, “Iya, bagus sekali sepatu yang kau pakai. Omong-omong, sepatu itu pinjam dari siapa?”

“Ah Ibu, ini sepatu milikku”, kata Nisa dengan nada gembira.
“O begitu. Lho, jadi kamu sudah membuka tabunganmu ya. Memangnya sudah terkumpul banyak uang tabunganmu?”, tanya ibunya.
“Tidak, uang tabunganku masih utuh di dalam celengan. Sepatu ini aku dapat dari Amanda. Dia yang memberikannya untukku”
“Ah masak sih, kok bisa begitu?”, tanya ibunya tidak percaya. “Ingat, kamu jangan suka meminta-minta lho pada teman-temanmu”, lanjutnya.

“Tentu tidak dong Bu”, sergah Nisa, “ceritanya begini: kebetulan Amanda membeli sepatu baru minggu lalu, tapi ternyata sepatu itu kebesaran sedikit. Karena itu Amanda menawarkannya kepadaku. Lantas aku coba, kok pas sekali untukku. Lalu Amanda memberikannya untukku”.

“Wah beruntung sekali kamu Nisa. Apakah ayah dan ibu Amanda mengetahuinya?”, tanya ibu Nisa.
“Tentu saja Bu. Mana berani Amanda memberikannya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Mereka baik sekali ya Bu”, kata Nisa.
“Iya. Tapi aku yakin Bapakmu tidak akan suka”, kata ibu Nisa sambil tetap memasak.
“Tidak mungkin dong Bu”, kata Amanda yakin, “Bapak pasti juga akan gembira”.
“Tunggu saja kalau Bapak pulang nanti”, wanti-wanti ibunya.

Benar. Ketika ayahnya pulang ke rumah setelah seharian mengemudi becak, Nisa langsung menyambutnya dengan memamerkan sepatu barunya. Tapi jawaban ayahnya seperti perkiraan ibunya tadi.

“Apa? Kau diberi sesuatu lagi oleh temanmu. Cepat kembalikan. Kita sudah menerima pemberian terlalu banyak dari mereka Nisa. Dulu tas dan peralatan tulis-menulis. Bulan lalu seragammu juga diberi oleh ayah Amanda serta uang sekolahmu dilunasinya ketika Bapak tidak punya uang. Sudah tidak terhitung lagi pemberian mereka kepada kita”
“Tapi Pak, Amanda memberikannya dengan ikhlas kepadaku”, kata Nisa membela diri.

“Betul. Bapak tidak menyangkal ketulusan hati mereka. Tapi ini sudah terlalu banyak. Mereka selalu membantu kita, tapi apa yang bisa kita berikan kepada mereka? Tidak ada”, kata ayah Nisa dengan sedih.

“Mereka tidak mengharapkan balasan dari kita Pak”, kata Nisa mencoba meyakinkan ayahnya.
“Tidak. Pokoknya sepatu tersebut harus dikembalikan segera”, jawab ayah Nisa dengan tegas. “Dan jangan menerima lagi pemberian mereka. Keluarga Pak Ahmad memang baik sekali, tetapi kita tidak bisa terus-menerus menerima bantuan dari mereka tanpa kita bisa membalasnya. Apa yang bisa kita berikan kepada mereka, mereka itu kaya sekali dan tidak memerlukan sesuatu dari kita yang miskin ini”.

“Tapi Pak…”, Nisa mencoba menawar.
“Tidak ada tetapi, ini sudah menjadi keputusan Bapak. Sepatu itu sudah harus dikembalikan besok”.
“Ya Pak’, kata Nisa menyerah.

Amanda memandang wajah Nisa yang sedih ketika menceritakan alasannya mengembalikan sepatu pemberiannya tersebut.
“Ya sudah, nggak usah sedih. Bagaimana kalau sepatu ini tetap kamu simpan saja, tidak usah bilang ayahmu”, kata Amanda menghibur.

“Tidak bisa. Aku sudah janji pada Bapak untuk mengembalikan sepatu ini”, kata Nisa.
“OK. Aku simpankan dulu ya sepatu ini, nanti jika ayahmu sudah tidak marah lagi, kamu boleh mengambilnya lagi”
“Baiklah Amanda, kamu baik sekali. Kamu memang sahabatku yang sejati”, kata Nisa sambil memeluk sahabat karibnya itu.

Keesokan harinya, Amanda tidak masuk sekolah. Nisa mencari-cari ke manapun di sekolah tapi Nisa tetap tidak tampak juga. Pada jam pelajaran ketiga Pak Guru memberi pengumuman kepada murid-murid sekelas Nisa:
“Anak-anak, ada kabar buruk. Pak Ahmad, ayah Amanda mengalami kecelakaan mobil pagi tadi. Beliau terluka parah dan sekarang berada di rumah sakit memerlukan darah yang cukup banyak. Bapak akan segera meminta guru-guru untuk mendonorkan darah bagi Pak Ahmad. Kalian dibolehkan pulang lebih awal.”

Anak-anak segera berebut keluar kelas untuk pulang. Nisa juga segera keluar ruangan dan berlari menuju ke tempat ayahnya biasa mangkal. Terlihat ayahnya masih duduk di atas becaknya menunggu calon penumpang. Nisa bergegas menemuinya dan menceritakan pengumuman Pak Guru tadi.

Mereka berdua segera menuju ke rumah sakit dan menuju ke ruang gawat darurat di mana ayah Amanda dirawat. Setelah ayah Nisa menjelaskan maksud kedatangannya, seorang kerabat Pak Ahmad menunjukkan jalan ke ruang PMI untuk donor darah. Setelah darahnya diambil, terlihat para guru sekolah Amanda berdatangan dan sebagian mendonorkan darahnya. Berkat sumbangan darah dari ayah Nisa dan para guru, kondisi Pak Ahmad segera membaik.

“Terima kasih banyak, Pak Arif”, kata Pak Ahmad pada saat menengok Pak Ahmad di rumah sakit. “Berkat bantuan Pak Arif, saya bisa pulih kembali seperti sediakala”.

“Ah tidak Pak, itu memang sudah kewajiban saya untuk membantu sesama. Apalagi kan selama ini keluarga Pak Ahmad sudah sangat sering membantu kami, tanpa kami mampu membalasnya”, kata ayah Nisa.

“Pak Arif tidak perlu memikirkan untuk membalasnya. Kami melakukan semuanya selama ini dengan ikhlas. Nisa kan teman Amanda yang paling akrab dan sering membantu Amanda dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya. Saya kira itu sudah cukup. Karena itu terima kasih Pak Arif telah menyelamatkan nyawa saya”, kata ayah Amanda sambil tersenyum.

“Sama-sama Pak, kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang tak terhitungkan selama ini”, kata Pak Arif.
Nisa dan Amanda saling berpandangan dengan gembira mendengar percakapan kedua orang tua mereka.

“Kalau begitu, boleh kan saya memberikan sepatu saya kepada Nisa”, tanya Amanda.
“Tentu saja, tentu saja Amanda. Begitu kan Pak Arif. Ini sebagai ungkapan terima kasih kami”, kata ayah Amanda cepat-cepat.
“Baiklah”, jawab ayah Nisa tidak mampu menolaknya.

“Horeeeeeeeeee”, teriak Amanda dan Nisa bersama-sama sambil melompat-lompat gembira.
“Ha….ha….ha….”, ayah ibu Amanda dan Nisa tertawa berderai melihat kelakuan kedua anak itu.

Ok teman... semoga saja ya kamu senang dengan kehadiran cerpen persahabatan diatas. Kalu ada kesempatan lain, akan saya tambahkan lagi tulisan-tulisan tentang cerpen di blog Karo Cyber. Pokoknya sering-sering aja yach berkunjung ke blog ini. Salam...
Sumber : Nuer Huda Blog
Baca Selengkapnya → Cerpen Persahabatan Sejati

Cerita Motivasi Penyemangat Hidup

Cerita Motivasi Penyemangat Hidup adalah kata mutiara untuk memberi semangat hidup agar menjadi lebih baik untuk kedepan. kali ini akan membagi cerpen alias cerita pendek yang memberi motivasi ketika membaca artikel ini

kata kata mutiara ini di ambil dari internet. Berikut kumpulan cerita motivasi  dan artikel yang berkaitan dengan motivasi dapat menginspirasi diri maupun penyemangat diri ketika membaca cerita motivasi ini

Cerita Motivasi


1. Inti Semua Kebijaksanaan

Konon, ada seorang raja muda yang pandai. Ia memerintahkan semua mahaguru terkemuka dalam kerajaannya untuk berkumpul dan menulis semua kebijaksanaan dunia ini. Mereka segera mengerjakannya dan empat puluh tahun kemudian, mereka telah menghasilkan ribuan buku berisi kebijaksanaan. Raja itu, yang pada saat itu telah mencapai usia enam puluh tahun, berkata kepada mereka, “Saya tidak mungkin dapat membaca ribuan buku. Ringkaslah dasar-dasar semua kebijaksanaan itu.”
Setelah sepuluh tahun bekerja, para mahaguru itu berhasil meringkas seluruh kebijaksanaan dunia dalam seratus jilid.
“Itu masih terlalu banyak,” kata sang raja. “Saya telah berusia tujuh puluh tahun. Peraslah semua kebijaksanaan itu ke dalam inti yang paling dasariah.
Maka orang-orang bijak itu mencoba lagi dan memeras semua kebijaksanaan di dunia ini ke dalam hanya satu buku.
Tapi pada waktu itu raja berbaring di tempat tidur kematiannya.
Maka pemimpin kelompok mahaguru itu memeras lagi kebijaksanaan-kebijaksanaan itu ke dalam hanya satu pernyataan, “Manusia hidup, lalu menderita, kemudian mati. Satu-satunya hal yang tetap bertahan adalah cinta.”

2. Janganlah Memaksa

Seorang kakek sedang berjalan-jalan sambil menggandeng cucunya di jalan pinggiran pedesaan. Mereka menemukan seekor kura-kura. Anak itu mengambilnya dan mengamat-amatinya. Kura-kura itu segera menarik kakinya dan kepalanya masuk di bawah tempurungnya. Si anak mencoba membukanya secara paksa.
“Cara demikian tidak pernah akan berhasil, nak!” kata kakek, “Saya akan mencoba mengajarimu.”
Mereka pulang. Sang Kakek meletakkan kura-kura di dekat perapian. Beberapa menit kemudian, kura-kura itu mengeluarkan kakinya dan kepalanya sedikit demi sedikit. Ia mulai merangkak bergerak mendekati si anak.
“Janganlah mencoba memaksa melakukan segala seuatu, nak!” nasihat kakek, “Berilah kehangatan dan keramahan, ia akan menanggapinya.”

3. Melawan Diri Sendiri

Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan atas diri sendiri. Berpacu di jalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa ketakutan, keengganan, keangkuhan, dan semua beban yang menambat diri di tempat start.
Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi tak semestinya lahir dari rasa iri, dengki atau dendam. Keberhasilan sejati memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tak mungkin diraih lewat niat yang ternoda.
Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan-lawannya. Pelari yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan-lawannya. Ia mencurahkan seluruh perhatian demi perbaikan catatannya sendiri.
Ia bertading dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain. Karenanya, ia tak perlu bermain curang. Keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan diri sendiri.

4. Kepercayaan Diri

Banyak orang pandai menyarankan agar kita memiliki suatu kepercayaan diri yang kuat. Pertanyaannya adalah diri yang manakah yang patut kita percayai? Apakah panca indera kita? Padahal kejituan panca indera seringkali tak lebih tumpul dari ujung pena yang patah. Apakah tubuh fisik kita? Padahal sejalan dengan lajunya usia, kekuatan tubuh memuai seperti lilin terkena panas. Ataukah pikiran kita? Padahal keunggulan pikiran tak lebih luas dari setetes air di samudera ilmu. Atau mungkin perasaan kita? Padahal ketajaman perasaan seringkali tak mampu menjawab persoalan logika. Lalu diri yang manakah yang patut kita percayai?
Semestinya kita tak memecah-belah diri menjadi berkeping- keping seperti itu. Diri adalah diri yang menyatukan semua pecahan-pecahan diri yang kita ciptakan sendiri. Kesatuan itulah yang disebut dengan integritas. Dan hanya sebuah kekuatan dari dalam diri yang paling dalam lah yang mampu merengkuh menyatukan anda. Diri itulah yang patutnya anda percayai, karena ia mampu menggenggam kekuatan fisik, keunggulan pikiran dan kehalusan budi anda.

5. Kitalah yang menciptakan masalah

Masalah rumah tangga memang tidak pernah habis di kupas, baik di media cetak, radio, layar kaca, maupun di ruang-ruang konsultasi. “Dari soal pelecehan seksual, selingkuh, istri dimadu, sampai suami yang tidak memenuhi kebutuhan biologis istri.” Ujar seorang konsultan spiritual di Jakarta.
Kebetulan, teman dekatnya punya masalah. Ceritanya, seiring dengan pertambahan usia, plus karir istri yang menanjak, kehidupa perkawinannya malah mengarah adem. Seperti ada sesuatu yang tersembunyi. Keakraban dan keceriaan yang dulu dipunya keluarga ini hilang sudah. Si istri seolah disibukkan urusan kantor.
‘Apa yang harus aku lakukan,” ungkapan pria ini. Konsultasi spiritual itu menyarankan agar dia berpuasa tiga hari, dan tiap malam wajib shalat tahajud dan sujud shalat syukur. “Coba lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, Insya Allah masalahanya terang. Setelah itu, kamu ajak omong istrimu di rumah.” Ia menyarankan.
Oke. Sebuah saran yang mudah dipenuhi. Tiga hari kemudian, dia mengontak istrinya. “Bagaimana kalau malam ini kita makan di restoran,” katanya. Istriny tidak keberatan. Makanan istimewa pun dipesan, sebagai penebus kehambaran rumah tangganya.
Benar saja. Di restoran itu, istrinya mengaku terus terang telah menduakan cintanya. Ia punya teman laki-laki untuk mencurahkan isi hati. Suaminya kaget. Mukanya seakan ditampar. Makanan lezat di depanya tidak di sentuh. Mulutnya seakan terkunci, tapi hatinya bergemuruh tak sudi menerima pengakuan dosa” itu.
Pantas saja dia selalu beralasan capek, malas, atau tidak bergairah jika disentuh. Pantas saja, suatu malam istrinya pura-pura tidur sembari mendekap handphone, padahal alat itu masih menampakkan sinyal—pertanda habis dipakai berhubungan dengan seseorang. Itu pula, yang antara lain melahirkan kebohongan demi kebohongan.
Tanpa diduga, keterusterangan itu telah mencabik-cabik hati pria ini. Keterusterangan itu justru membuahkan sakit hati yang dalam. Atau bahkan, lebih pahit dari itu. Hti pria ini seakan menuntut, “Kalau saja aku tidak menuntut nasihatmu, tentu masalahnya tidak separah ini.”
Si konsultan yang dituding, “Ikut menjebloskan dalam duka.” Meng-kick balik. “Bukankah sudah saya sarankan agar mengajak istrimu ngomong di rumah, bukan di restoran?” Buat orang awam, restoran dan rumah sekedar tempat. Tidak lebih. Tapi, dimata si paranormal, tempat membawa “takdir”tersendiri.
Dan itulah yang terjadi. Keterusterangan itu tak bisa dihapus. Ia telah mencatatkan sejarah tersendiri. Maka jalan terbaik menyikapinya adalah seperti dikatakan orang bijak, “Jangan membiasakan diri melihat kebenaran dari satu sisi saja.”
Kayu telah menjadi arang. Kita tidak boleh melarikan diri dari kenyataan, sekalipun pahit. Kepalsuan dan kebohongan tadi bisa jadi merupakan bagian dari perilaku kita jua. “Kita selalu lupa bahwa kita bertanggung jawab penuh atas diri kita sendiri. Kita yang menciptakan masalah, kita pula yang harus meyelesaikannya.” Kata orang bijak.
Pahit getir, manis asam, asin hambar, itu sebuah resiko. Memang kiat hidup itu tak lain adalah piawai dan bijak dalam memprioritaskan pilihan.

6. Kelenturan Sikap

Bila anda menganggap bahwa mengatasi setiap persoalan butuh kekuatan pendirian, ketangguhan otot, dan kekerasan kemauan, maka anda separuh benar.
Sebuah batu cadas yang keras hanya bisa segera dihancurkan dengan mengerahkan segenap daya kuat. Oleh karenanya, banyak orang melatih diri agar semakin kuat, semakin tangguh dan semakin tegar.
Namun, seringkali kenyataan tak bisa dihadapi dengan pendirian kuat, atau diatasi dengan ketangguhan otot, atau dipecahkan dengan kemauan keras. Ada banyak hal yang tak bisa anda terima, namun harus anda terima. Maka, senantiasa anda membutuhkan sebuah kelenturan sikap. Bukanlah kelenturan sikap pertanda kelemahan, melainkan sebuah kekuatan untuk menghadapi segala sesuatu sebagaimana ia ada. Bila anda menganggap bahwa mengatasi persoalan adalah dengan menerima persoalan itu, maka anda menemukan separuh benar yang lain.

semoga bermanfaat cerita motivasi ini
Sumber : Nuer Huda Blog
Baca Selengkapnya → Cerita Motivasi Penyemangat Hidup

Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia

Cerita Rakyat Indonesia adalah cerita tentang bangsa indonesia. Saat ini cerita jaman dulu memang tidak terdengar lagi karena sudah mengikuti perkembangan jaman. Akan tetapi cerita rakyat indonesia jangan di lupakan karena cerpen cinta tentang indonesia sangat begitu indah

cerita rakyat ini bisa sobat ceritakan kepada anak sobat atau bisa juga di salurkan kepada murid murid sekoah agar anak cucu kita juga paham tentang cerita legenda jaman dahulu kala.

cerita rakyat

Cerita Rakyat Malin Kundang

Malin Kundang adalah cerita rakyat yang berasal dari provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Legenda Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu. Sebentuk batu di pantai Air Manis, Padang, konon merupakan sisa-sisa kapal Malin Kundang. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang. Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agardapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.

Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau
dengan menumpang kapal seorang saudagar.Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar
tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajaklaut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajaklaut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagangdengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya. Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil.

Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya. Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya. Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau
pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya.

Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga
anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatan kota Padang, Sumatera Barat.

Itulah cerita Malin Kundang yang durhaka pada Ibunya sendiri yang akhirnya mendapatkan kutukan menjadi batu. dengan kisah ini kita bisa bercermin untuk tidak melakukan hal yang bersipat dosa atau durhaka, karena memang sejelek apapun Dia Ibu kita, tak perlu malu untuk mengakuinya.

Semoga cerita rakyat dengan kisah ini kita atau pembaca semua bisa mengambil hikmahnya.
Sumber : Nuer Huda Blog 
Baca Selengkapnya → Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia

Kumpulan Cerpen Cinta Romantis

Kumpulan Cerpen Cinta yang romantis terbaru, seru, gokil, dan menarik untuk disimak. Cerpen Cinta yang saya sajikan kali ini merupakan cerpen yang berisi tentang cinta remaja yang sangat menyentuh dan seru untuk dibaca. Terdapat banyak sekali cerpen yang tertulis di blog ini.

Buat sobat yang hobi membaca cerita cinta kali ini kami akan membagikan kumpulan cerita cinta untuk sobat.cerita ini mengandung banyak arti yang untuk kita ambil yang bisa kita jadikan contoh.Semoga saja cerita ini bisa berguna dan bermanfaat untuk sobat.Langsung saja nada membaca artikel kumpulan cerpen cinta yang telah kami sediakan di bawah ini :

Kumpulan Cerpen Cinta


Bismillaah. . .

Kini ku tahu,MENCINTAI memang sangat mudah.tapi,untuk meraih CINTA yang diridhoiNYA kadang sangat sulit.maka,aku mulai belajar untuk mencintai tanpa harus ku terima balik cinta na.
Namun,semua itu ndak berlaku padaNYA!
Aku mencintaiNYA. . .DIA lebih mencintaiku!
Aku melupakanNYA. . .DIA tetap memberiku kasih sayang!
Ketidakadilanku padaNYA membuat aku semakin jatuh cinta padaNYA.sehingga aku mampu segera melupakanmu. . .

Aku memang ndak pernah tahu apa itu JATUH CINTA setelah aku meninggalkan cintaku. . .
Begitupun dengan apa yang aku rasakan,telah lama aku kehilangan rasa. . .
Hingga ku tersadar dari keterpurukanku.
Aku benar benar merasakan JATUH CINTA,terasa setelah aku meninggalkanna.
Aku JATUH CINTA padaNYA!
Aku begitu merindukanNYA!

Ma’afkan aku kekasihku,karena aku sekarang telah JATUH CINTA pada kekasih terindahku “Allaah Subhaanahu waTa’aala”

hemm. . .
buanglah PACARmu pada tempatna sekarang JUGA!
PUTUSKANLAH PACARMU!

“jika qt mencintai Allaah,maka qt akan memiliki segala na”
[Filzah Aulia Mahabbah]

=======================

Remaja

Masa remaja adalah masa dimana pencarian jati diri,dimana anak masih labil dan mudah terpengaruh terutama oleh ajakan temannya. Menurut ilmu tumbuh kembang anak seperti itu.

Tak jarang banyak anak remaja sekarang,yang menyeleweng dari ajaran agamanya karena pengaruh dari temannya. Katanya kalau ndak punya pacar dibilang ndak gaul atau sok alim, kalau mau menutup aurat dengan jilbab dibilang ndak modis,kuno,terlalu primitif, lalu kalau dinasehatin orang tua dibilang terlalu ngatur.

Heeeeiiii…. Anak muda dimana logikamu?? Mudah sangat kau dikompori dengan temanmu.

Yang bilang ndak punya pacar ndak gaul itu orang yang ndak beriman,yang senantiasa menghalalkan apa yang telah Allah haramkan.padahal Allah sudah mengingatkan kita untuk tidak mendekati zina..
Pacaran tu ya cuma bisa bikin kamu sakit hati karena setiap waktu hanya memikirkan dy,karena takut kau diduakannya?benar apa g? Lalu kamu malah jadi lupa diri untuk selalu mengingat dzat Sang Maha Cinta yang sebenarnya..saking terobsesi dengan sang pujaan hati,akhirnya kamu merelakan sekolahmu,impianmu,cita2mu yang sejak lama kamu damba.jadi rugi deh..hasilnya.

Next, kalau ada yg bilang pke jilbab itu ndak modis,kuno dan primitif,justru dy yang malah ndak modis,kuno dan primitif layaknya zaman jahiliyah.ibarat kata memakai baju yg belum selesei menjahitnya n kayak lepet serba mini dan singset…

Aduh dek,mbak…mbok jangan gt.,apa g malu tubuhmu dipertontonkan sama laki2 yg bukan suami kamu,secara gratis.?ya Allah apa kamu ndak kasihan dengan suami kamu hanya mendapat sisa dari orang lain.

Sungguh tragis jika melihat pergaulan anak remaja sekarang,yang lebih percaya kepada temannya daripada orang tuanya. Begitu kasihan ibunya mengandung 9 bulan,melahirkan dgn susah payah dengan nyawa sebagai taruhannya. Begitupun juga ayahnya pagi hingga malam tak henti2nya mencari nafkah dan tanpa mengenal lelah. Semua yang dilakukan ibu dan ayah tak terkecuali demi anaknya dan masa depannya. Tetapi fakta mengatakan lain,anaknya malah berkhianat kepada mereka.

Wahai teman2ku semua,mulai sekarang jangan mudah terperdaya dengan ucapan teman yang menyesatkan.

“pada hari itu sahabat2 karib setengahnya akan menjadi musuh kepada setengahnya yang lain,kecuali orang2 yang persahabatannya berdasarkan taqwa(iman dan amal sholeh)”. (43 : 67).

Yuk mulai skrng berpilah2 memilih teman..demi masa depan kita. Perkataan yang baik kamu ambil,yang ndak baik buang jauh2.dan pergunakanlah masa muda kita untuk selalu menuntut ilmu di jalan Allah.

Dan berkumpullah dengan orang sholeh (Tombo Ati Perkara ke 5)

Waallahu a’lam bissowab
(Cloudistie Shofayna Aisyah)

============================

Allah Yang Selalu di Hati

Ketika cinta datang menghampiriku, tak kuasa aku ingin menyapanya. Sudah lama aku mendamba seseorang yang akan mengisi kekosongan hatiku,seseorang yang dapat mencintaiku dan menyayangiku dengan sepenuh hati. Kemudian ku terima cinta itu dengan senang hati. Lambat laun sudah membina hubungan tanpa ridho illahi,ternyata dia yang ku cinta telah berkhianat dan senantiasa akan menjerumuskanku ke lembah hina ini.

Dan kini aku pun mulai tahu,tak sepantasnya kita dengan seenaknya menggapai cinta kita dengan jalan yang ndak Allah ridhoi (PACARAN),itu akan membuat kita sakit hati,dan sama halnya kita menduakan cinta Allah. Dan Allah pasti akan murka bagi hambanya yang menduakanNYA hanya demi sang pujaan hati yang belum menjadi suami ataupun isteri

Memang benar ketika kita meletakkan cinta kita kepada manusia,mereka malah meluluh lantahkan kita dengan sejuta kebohongan dan dustanya,namun ketika kita mencintaimu,Ya Allah. Kau begitu menyayangi kami dengan penuh kelembutan dan sepenuh hati. Karena sesungguhnya Engkau Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Tak akan ada cinta yang abadi selain cintamu kepada seorang hambamu.,Ya Allah
Begitupun kanjeng rasul yang sangat cinta kepada umatnya hingga akhir hayatnya.

Ya Allah..
Hanya engkau yang paling setia.
Diwaktu aku bersedih kau selalu menjadi penyejuk hatiku.
Diwaktu aku senang,kau selalu menjadi penyemangat hidupku.

Aku bersimpuh kepadamu
Bermunajat dengan penuh cinta
Beralirkan air mata
Berteduh dinaunganmu
Bersujud menghiba belas kasihmu
Berberai kata2 menghiba

Kelak sehelai kain putih menjadi balutanku
Apabila ajal datang menjemputku
Jadikanlah hina ini khusnul khotimah dihadapanmu.

Dan cintaku kepadamu tak akan lekang oleh waktu

Wahai saudara dan saudariku jangan kau pernyah menduakan cintamu kepada Allah hanya untuk kekasih yang belum halal bagimu.

Selalu ada cintaku untukmu Ya Allah, dan rinduku untukmu Ya Rosulluah.

(Cloudistie Shofayna Aisyah)

==========================

Bismillaah. . .

AURAT adalah mahkota perhiasan bahagia buat suami.ia bukanna suatu bahan untuk diperlihatkan kepada lelaki yang bukan mahrom untuk tontonan ramai!
Tetapi,ia sesuatu yang perlu dipelihara!

Jika AURAT itu dipertontonkan,diObral,dan diperlihtkan,mahkota dan perhiasan bahagia apalagi yang harus dihidangkan buat suami qt nanti? ? ?

Oleh karena itu saudari saudari quwh cantik. . .yukkk mareee qt jaga mahkota perhiasan itu untuk suami tercinta. . .

[Filzah Aulia Mahabbah]

==============================

Bismillaah. . .

Jika aku seorang IKHWAN SEJATI yang mencintaimu karena Allaah,aku ndak akan pernah berani merayumu dan menggodamu bahkan bebas berinteraksi denganmu.karena dirimu masih belum HALAL untukku!
Aku MALU jika harus membuatmu lebih mengingatiku daripada mengingatiNYA. . .
Aku MALU jika menjadi seseorang yang menbuatNYA cemburu padamu karena dirimu rela melanggar laranganNYA karena cintamu padaku. . .

Begitulah IKHWAN SEJATI!
Ana yakin antum adalah IKHWAN SEJATI!

[Filzah Aulia Mahabbah]

===============================

Segala yang terjadi dikehidupan ini tentu saja atas izin-Nya, tapi semua yang di Izinkan terjadi belum tentu diBarakahi,, Jadi jangan berbangga dulu dng kebahagiaan yg kita dapat hari ini jika kebahagiaan itu didapat dng jalan maksiat, jadi jangan bertinggi hati dulu jika kesuksesaan yg kita dapat, diraih dng jalan sesat. Sepatutnya yg dicari seorang muslim adalah kebarakahan,, bukan skedar kebahagiaan duniawi yang melenakan.

Ameera Afya

=============================

“Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku.

Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya. Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat. Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah ‘Azza wa Jalla, tidak ada yang mengajak untuk taat kepada-Nya, tidak pula melarang dari memaksiati-Nya. Namun dengan berkumpulnya ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati-hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta aman dari lupa dan kekhilafan. Maka terus meneruslah berada pada majelis-majelis dzikir (majelis ilmu), semoga Allah ‘Azza wa Jalla mengampuni kalian. Bisa jadi ada satu kata yang terdengar dan kata itu merendahkan diri kita namun sangat bermanfaat bagi kita. Bertaqwalah kalian semua kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.”
(Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal.185-187)

“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semua. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqoroh/2 : 148)

“Hai orang-orang yang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad/47 : 7)

“Jika Allah menolong kamu, maka tak ada lah orang yang dapat mengalahkan kamu;jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal” (QS. Ali Imran/3 : 160)

“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” (QS Ar Ruum/30 : 47)

“Kenapa kamu tidak tolong menolong?” (QS.Ash Shaaffat/37 : 25)

“Niat kanlah menolong agama Allah, Allah menjanjikan kemenangan untuk sahabat yang menolong-Nya. ’maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang’.” (QS. Shad/61 : 14)

(Ameera Afya Nurjannah)

======================================

Bismillaah. . .

Wahai para LELAKI, , ,jangan terlalu MURAH kalian dalam berbicara!
Dan jangan terlalu mudah engkau mengucapkan “1 Love U”,”1 Miss U”,atau “ana uhibbuki fillaah” kepada seorang wanita yang belum HALAL untukkmu!karena ucapan itu hanya akan menimbulkan Dosa.dan engkaupun tahu wanita itu sangat rapuh hatina dan mudah goyah imanna,bukan?
Naaaaah,Jika kalian ikhlas ingin memiliki mereka,maka mintalah mereka pada Allaah,datangilah wali mereka dan NIKAHILAH mereka!

[Filzah Aulia Mahabbah]

=======================

Kami Merindu Imam Yang Sholeh

Kami adalah seorang wanita.
Wanita yang mendamba suami sholeh.
Ketika krisis akhlaq melanda kami,ku ingin engkau menjadi pelurus kami,,bukan kau malah semakin menjatuhkan kami.

Kami adalah seorang wanita yang ingin belajar untuk menjadi wanita sholehah.
Kami benar2 mendamba dan merindu imam yang sholeh untuk menjadi pendamping hidup kami.

Biarkan kau jadi kumbang,kami jadi bunganya. Dimana bisa saling bersimbiosis mutualisme

Biarkan kau jadi atapnya,kami yang jadi rumahnya. Yang senantiasa selalu menaungi kami dikala panas menyengat dan ketika hujan membasahi bumi.

Kami sangat berharap kau kelak akan mempersunting kami dengan sejuta keimanan dan ketaqwaanmu kepada Allah..
Jangan biarkan kami tesesat di lembah nista yang tak Alloh ridhoi.
Miliki kami dengan cara yang halal,wahai laki2 sang penyejuk hati.

Dikala suatu saat nanti kami mengandung anakmu. Kau akan selalu setia merawat kami hingga nanti usia kandunganku menginjak 9 bulan. Kasih sayang dan cintamu selalu terpancar untuk kesehatan kami,istrimu dan janin yang aku kandung.

Dikala persalinan telah tiba,engkau suamiku yang sholeh,senantiasa mendampingi dan memberi support kepada kami hingga berderai tangis dan berharap agar kami istrimu dan anakmu akan selamat dalam kelahiran.

Hingga kelak kau dan aku akan membesarkannya dengan penuh kesabaran.

Sosokmu begitu setia
Pembawaanmu begitu tenang
Diammu penuh taqwa serta keimanan
Bicaramu penuh kebijaksanaan dan kejujuran
Pedulimu penuh dengan kasih sayang dan kecintaan
Akhlaqmu begitu mencermikan kebaikan dan kelembutan
Dan senyummu penuh dengan kedermawanan.

Kau adalah laki2 yang kami damba
Setiap 5 waktu dan malamku tak hentinya ku berdoa
Allahumma sa’khirli zaujan sholikhan yakhtibuni wayatazau wajubi wayaqunu sahibanli fiddunya wal jannah.

Semoga imamku yang sholeh kan jdi nyata.
Amin.

So..cukupkan hatimu pada Allah.

(Cloudistie Shofayna Aisyah)

============================

Bismillaah. . .

Manusia selalu memiliki dua pilihan.yaitu:
MEMILIH atau DIPILIH .

Jika qt memilih,pilihlah yang terbaik buat qt!
Dan jika qt dipilih,maka jadilah yang terbaik buat na!
Dan jangan pernah melihat atau memilih seseorang dari fisik na.karena suatu saat fisik itu pasti akan berubah seiring berjalan na waktu.tapi,lihatlah dan pilihlah seseorang itu dari agama,hati,dan akhlaq
na!

[Filzah Aulia Mahabbah]

===========================

“Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan.” (HR. Ibnu Majah)

Kalau belum mampu menikah, tahanlah diri dengan berpuasa. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagaikan perisai.” (HR. Bukhari dan Muslim)

jadi, jok sak karep mu dewe….
Pacaran sebelum menikah itu tidak dianjurkan dalam Islam….
ngaku beragama Islam…? Pake cara ISLAM donk…

selalu bnyaka sayang dan cinta krn Allah dariku tuk semua wanita
admin : Annisa Mutiara Hati

==========================
Sumber : Nuer Huda Blog
Baca Selengkapnya → Kumpulan Cerpen Cinta Romantis

Cerpen Islami Terbaru

Cerpen Islami Terbaru adalah cerita pendek yang berceritakan tentang islami.. kali ini akan membahas tentang cerpen islami setelah kemarin membahas tentang cerpen lucu. Bulan Ramadhan akan tiba mari kita sambut dengan penuh senang datangnya bulan ramadhan ini.

cerpen islami adalah cerita pendek yang berisikan tentang naratif fan fiksi dan singkat cerita islaminya di bandingkan novel. langsung saja cerita tentang islam semoga artikel ini bermanfaat



Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya.

Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.

Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi.Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.

Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!

Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap.Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.

Kamu pasti bercanda!

Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda.

Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!

Nania serius! tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli memang melamarnya.

Tidak ada yang lucu, suara Papa tegas, Papa hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik!

Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.

Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan? Mama mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?

Nania terkesima.

Kenapa?

Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.

Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi seprovinsi. Suaramu bagus!

Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur.Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau!

Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa, kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan.

Nania Cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak.

Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah.

Tapi kenapa?

Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat biasa.

Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya.

Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!

Cukup!

Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?

Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli. Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya. Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak 'luar biasa'. Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli. Di sampingnya Nania bahagia.

Mereka akhirnya menikah.

***

Setahun pernikahan.

Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak di mata mereka.

Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.

Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania.

Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.

Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak percaya.

Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu! Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga pintar! Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan punya kehidupan sukses!

Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali ini dilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh meremehkan Rafli.

Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.

Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!
Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan?

Rafli juga pintar!
Tidak sepintarmu, Nania.

Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan.
Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu.

Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma.

Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu.

Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.

Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti. Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan satu perempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka memiliki anak-anak. Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup senang. Tak apa, kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalu memforsir diri. Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang.

Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik..

Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga. Ya? Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah.

Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!

Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania. Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting.

Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin gemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup perempuan itu berada di puncak!

Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama.

Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.
Cantik ya? dan kaya!

Tak imbang!

Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.

Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak. Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.

Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari waktunya.

Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan!

Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.

Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit. Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang datang.

Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali.

Baru pembukaan satu.
Belum ada perubahan, Bu.
Sudah bertambah sedikit, kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan.

Sekarang pembukaan satu lebih sedikit. Nania dan Rafli berpandangan. Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang tinggi.

Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah, didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu kelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset.

Masih pembukaan dua, Pak!
Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi ditanggungnya. Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya.

Bang?
Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan.

Dokter?

Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.

Mungkin?
Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu?
Bagaimana jika terlambat?

Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.

Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri.

Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.

Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.

Pendarahan hebat!

Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah. Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah! Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.

Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali. Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka.

Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.

Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.

Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampai empat hari, mereka sudah oleh membawanya pulang.

Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di rumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli.

Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.

Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda mesra..

Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya.

Nania, bangun, Cinta?
Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik.

Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra. Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan membacanya dengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu. Sambil tak bosan-bosannya berbisik,

Nania, bangun, Cinta?
Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi Rafli.

Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya. Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.

Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama.

Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.

Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan airmata yang meleleh.

Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.

Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa. Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.

Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur. Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?

Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.

Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar. Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun.

Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari. Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.

Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik.

Baik banget suaminya!
Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!

Nania beruntung!
Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya.

Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!

Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama.

Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustrasi, merasa tak berani, merasa?

Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?

Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah mereka.. Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.

Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi
sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya.

Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania.

Seperti yg diceritakan oleh seorang sahabat..

- Asma Nadia -
Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya.

Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.

Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi.Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.

Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!

Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap.Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.

Kamu pasti bercanda!

Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda.

Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!

Nania serius! tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli memang melamarnya.

Tidak ada yang lucu, suara Papa tegas, Papa hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik!

Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.

Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan? Mama mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?

Nania terkesima.

Kenapa?

Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.

Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi seprovinsi. Suaramu bagus!

Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur.Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau!

Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa, kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan.

Nania Cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak.

Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah.

Tapi kenapa?

Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat biasa.

Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya.

Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!

Cukup!

Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?

Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli. Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya. Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak 'luar biasa'. Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli. Di sampingnya Nania bahagia.

Mereka akhirnya menikah.

***

Setahun pernikahan.

Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak di mata mereka.

Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.

Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania.

Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.

Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak percaya.

Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu! Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga pintar! Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan punya kehidupan sukses!

Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali ini dilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh meremehkan Rafli.

Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.

Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!
Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan?

Rafli juga pintar!
Tidak sepintarmu, Nania.

Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan.
Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu.

Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma.

Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu.

Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.

Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti. Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan satu perempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka memiliki anak-anak. Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup senang. Tak apa, kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalu memforsir diri. Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang.

Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik..

Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga. Ya? Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah.

Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!

Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania. Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting.

Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin gemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup perempuan itu berada di puncak!

Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama.

Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.
Cantik ya? dan kaya!

Tak imbang!

Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.

Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak. Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.

Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari waktunya.

Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan!

Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.

Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit. Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang datang.

Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali.

Baru pembukaan satu.
Belum ada perubahan, Bu.
Sudah bertambah sedikit, kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan.

Sekarang pembukaan satu lebih sedikit. Nania dan Rafli berpandangan. Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang tinggi.

Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah, didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu kelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset.

Masih pembukaan dua, Pak!
Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi ditanggungnya. Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya.

Bang?
Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan.

Dokter?

Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.

Mungkin?
Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu?
Bagaimana jika terlambat?

Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.

Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri.

Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.

Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.

Pendarahan hebat!

Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah. Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah! Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.

Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali. Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka.

Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.

Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.

Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampai empat hari, mereka sudah oleh membawanya pulang.

Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di rumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli.

Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.

Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda mesra..

Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya.

Nania, bangun, Cinta?
Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik.

Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra. Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan membacanya dengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu. Sambil tak bosan-bosannya berbisik,

Nania, bangun, Cinta?
Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi Rafli.

Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya. Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.

Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama.

Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.

Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan airmata yang meleleh.

Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.

Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa. Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.

Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur. Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?

Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.

Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar. Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun.

Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari. Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.

Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik.

Baik banget suaminya!
Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!

Nania beruntung!
Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya.

Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!

Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama.

Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustrasi, merasa tak berani, merasa?

Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?

Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah mereka.. Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.

Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi
sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya.

Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania.

Seperti yg diceritakan oleh seorang sahabat..

- Asma Nadia -

Sumber : Nuer Huda Blog
Baca Selengkapnya → Cerpen Islami Terbaru